DCSC : GEN Y Bukan Bonus Demografi

Generasi Y, atau dikenal sebagai GEN Y memiliki karakteristik yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan Generasi X atau generasi-generasi sebelumnya. Sebagaimana dikatakan Zaenal A Budiyono, MSi, Executive Director Developing Countries Studies Center (DCSC), di hadapan 1.000 lebih mahasiswa Universitas Mh Thamrin, Jakarta, 28 Agustus 2017. Dari hasil kajian yang dilakukan DCSC, GEN Y memiliki sifat atau karakter open minded, chalange taker, eficient, challenge taker dan social media militant.Ini berbeda dengan GEN X yang lebih prosedural dan cenderung ingin berada di comforf zone”, ujarnya.

Perubahan karakter GEN Y ini salah satunya dipengaruhi keterbukaan informasi, seiring semakin majunya teknologi, khususnya new media (internet). Efeknya, asupan informasi ke anak muda berada dalam skala yang tak terbayangkan sebelumnya. Meski demikian tidak selalu melimpahnya informasi tidak menyimpan bahaya sama sekali. Lebih jauh Zaenal menyatakan bahwa akses informasi semata tanpa dibarengi peningkatan level pendidikan, justru bisa menjadi bumerang.

“Orang sering mengatakan Indonesia saat ini dan ke depan menikmati bonus demografi yang mencapai 65% hingga 70%. Padahal itu hanya jumlah, bukan kualitas. Bila 70% tenaga produktif tersebut memiliki pendidikan tinggi dan skillful, saya setuju itu disebut sebagai bonus demografi. Namun bila hanya jumlah semata, justru bisa menjadi bencana”, timpalnya.

Data komposisi pendidikan di atas menunjukkan, hanya 7,2% dari populasi Indonesia yang menikmati pendidikan tinggi. Sementara Malaysia sudah 20,3%, dan rata-rata negara-negara OECD sudah mencapai 40,3%. “Dengan fakta ini pemerintah Indonesia harus bekerja ekstra keras untuk mencapai, setidaknya 20% warga negaranya yang berpendidikan tinggi. Bila itu dapat dikejar, dengan sendirinya akan berdampak pada pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Namun bila tidak, yang terjadi justru bencana demografi”, tambah Zaenal.

Di akhir presentasinya, DCSC menegaskan bahwa pendidikan merupakan investasi yang mutlak dilakukan pemerintah ke depan. Misalnya dengan terus meningkatkan anggaran pendidikan, mendukung riset dan pelatihan, serta mengirim anak-anak muda berprestasi ke luar negeri. ***

Leave a Reply